Cari Blog Ini

Rabu, 29 Oktober 2014

tektur tanah



BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,menggunakannya dan memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik dan subur tergantung dari cara kita menggunakannya.
Tanah merupakan satu rantai di antara sistem tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme,manusia dan waktu.
Tekstur tanah adalah susunan relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu pasir berukuran 2 mm-5 mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat berukuran < 2 mikrometer. 
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dan dibagi menjadi beberpakelompok antara lain; kasar (pasir, pasir berlempung), agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir halus), sedang(lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu),agak halus(lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus(liat berpasir, liat berdebu). Selain itu, tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini tergantung pada teksturnya.
Dengan tekstur tanah dapat dibahas dan dikemukakan tentang bahan mineral seperti pasir, debu dan liat dalam susunan tanah yang penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi.Partikel-partikel tanah yang dikelompokkan berdasarkan atas ukuran tertentu disebutfraksi( partikel ) tanah, fraksi tanah ini dapat kasar ataupun halus.




2.      Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian dari tanah ?
2.      Bagaimana tekstur dari tanah ?
3.      Bagaimana cara membedakan tekstur tanah di lapangan ?

3.      Tujuan
1.      Agar mahasiswa mengetahui pengertian dari tanah
2.      Agar mahasiswa mengetahui tekstur dari tanah.
3.      Agar mahasiswa mengetahui bagaiamana cara membedakan tekstur tanah

4.      Manfaat Penulisan
Untuk memberikan gambaran tentang  tanah serta tekstur tanah. Dan ebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang tanah.





















BAB II
DASAR TEORI
A.    PENGERTIAN TANAH
a.      Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit(lapisan partikel halus).
b.      Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.
c.       Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)
Kata Edaphos = bahan tanah subur.T anah adalah media tumbuh tanaman

Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
a)      Kajian Pedologis
Mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan Pengetahuan Alam Murni.Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah,Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan IlmuUkur Tanah.
b)      Kajian Edaphologis
Mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi,Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.

d.      Menurut Kamus Umum
Tanah adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.



e.       Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.

B.     PENGERTIAN TEKSTUR TANAH
Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Sehingga pengertian dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.


























BAB III
PEMBAHASAN
A.    Tanah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhA4v6MERvO6fxyQ5nYcsRds-EFFmF6zxtQD6QzwKMGtDaqNN0882WV4bV6HiowYhAoT-dq8WMMNHjV6hLBVQJVJ3uaFh2uD2DiyFsZ5911ITVAy7pGSo3XvB7aB3rsQ3LMnt75gY5PkpU/s400/definisi-tanah.png
Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.
Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya.
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut :
1.      Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.
2.      Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.
Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut Top Soil, selanjutnya ada lapisan-lapisan dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.
B.     Tekstur Tanah
1.      Pengertian Tekstur Tanah
Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah. Sehingga pengertian dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran < 0.002 mm.
Tekstur tanah adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah berdasarkan tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan di lapangan maupun di laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan geluh atau lanau, berdasarkan distribusi ukuran partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan. Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan, misal komoditas pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan lingkungan.
Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar. Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama banyaknya.



Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghUODNS8KH6elh_Ou5haWzYxNXDpx4HX4MaZ3PUl-gkmB9O4Uqx9cpe7JDJukAMnAkOTbdnVcdf2amPaj7CvSL364V9YyEMiSWEIinAjx-qrvXrKEv0eLUhjhN4d9ZzJbTQxyjpXg6sZU/s400/Tekstur+Tanah.jpg
Tekstur Tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir padir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.
Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu fraksi ukuran butir-butir tanah :
·         Pasir berukuran 2 mm - 20 mµ
·         Lempung berukuran 20 mµ - 2 mµ
·         Liat kurang dari 2 mµ.
Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of Agriculture) butiran atau partikel tanah dikelompokan dalam :
·         Sand : > 0.05 mm
·         Silt : 0.002 - 0.05 mm
·         Clay: < 0.002 mm

Klasifikasi berdasarkan USDA

Jenis tanah
Diameter partikel (mm)
Liat
less than 0.002
Lanau
0.002–0.05
Berpasir sangat halus
0.05–0.10
Berpasir halus
0.10–0.25
Berpasir sedang
0.25–0.50
Berpasir kasar
0.50–1.00
Berpasir sangat kasar
1.00–2.00
Menurut tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur berarti perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis besarnya lebih dari :
·         30% liat adalah tanah liat
·         35% lempung adalah tanah lempung
·         60% pasir adalah tanah pasir.
Dari ketiga bagian liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum dapat mencerminkan jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang terpenting. misalnya : tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya. dimana bagian yang terbanyak disebut lebih dahulu.
Pada segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik, walaupun kapur dan bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika kandungan ini besar maka perlu disebut juga, misalnya tanah mengandung 20% liat dan 10-30% kapur; selanjutnya disebut tanah liat berkapur.
Bila setiap bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik. Umpamanya saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lempung, 5-10% liat, 1-5% kapur, 3-5% bahan organik.
Tekstur tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut besarnya butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik segitiga. Menurut besarnya tersusun dari butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan liat 25%.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1.      Apabila rasa kasar terasa sangat jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
tekstur Pasir (Sandy)

2.      Apabila rasa kasar terasa jelas, sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam Sandy).










3.      Apabila rasa kasar agak jelas, agak melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
Lempung Berpasir (Sandy Loam)

4.      Apabila tidak terasa kasar dan tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung (Loam).

Lempung (Loam)

5.      Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).


 Lempung Berdebu (Silty Loam)

6.      Apabila terasa licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt).
tekstur Debu (Silt)

7.      Apabila terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk   gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berliat (Clay Loam)

 Lempung Berliat (Clay Loam)

8.      Apabila terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam)

9.      Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam).

Lempung Liat Berdebu (Sandy-silt loam)





10.  Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
 Liat Berpasir (Sandy-Clay)

11.  Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
Liat Berdebu (Silty-Clay)



12.   Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat (Clay).
tekstur Liat (Clay)

Tanah bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara. 
Sedangkan pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat. Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan udara dan air.
Semakin halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
2. Perbedaan Tekstur Tanah
a.       Kemampuan Fisik 
a)      Pasir = Tidak dapat membentuk bola gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air rendah, drainase cepat jika pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b)      Debu = Membentuk bola yang teguh dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. rasa licin sekali, agak melekat
c)      Liat = Dapat membentuk bola yang baik, rasa berat, melekat sekali

b. Kemampuan Kimia
a)      Pasir = Mineral yang paling umum kuarsa (S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
b)      Debu = Mineral kuarsa (S,O2), Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K akibat pelapukan.
c)      Liat = Mineral sekunder hasil pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil pelapukan mineral primer

c. Kemampuan Biologi
a)      Pasir = Ditentutak oleh komposisi bahan induk dan tingkat pelapukan
b)      Debu = Ditentukan oleh komposisi mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral primer)
c)      Liat = Karena ukurannya kecil antara <0,002 mm maka liat ini ditentukan dari hasil pelapukan batu yang berasal dari materi debu dengan perbandingan yang kecil.
3.       Faktor yang Mempengaruhi tekstur dan yang Dipengaruhi Tekstur.
a. Faktor – Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
a)      Iklim
b)      bahan induk
c)       topografi
d)      waktu
e)      organisme
b.      Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :
a)      kemampuan tanah memegang dan menyimpan air
b)      aerasi, serta permeabilitas
c)       kapasitas tukar kation
d)      kesuburan tanah.
e)      infiltrasi
f)       laju pergerakan air (perkolasi)

4.      Hubungan Tekstur Tanah dengan Sifat Fisik Tanah Lainnya
             Hubungan Tektstur tanah dengan kadar air dalam tanah. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah. Hubungan Tekstur Tanah dengan Struktur Tanah Pada Dasarnya tekstur tanah itu adalah perbandingan antara partikel-partikel pasir, debu dan liat yang menyusun suatu tanah. Dari partikel tersebut beragresi (berkumpul) membentuk struktur tanah.
5.      Hubungan tekstur tanah dan kadar air
             Tekstur tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula. Sketsa yang menggambarkan hubungan antara tekstur tanah dengan kemampuan tanah dalam menahan air disajikan dalam Gambar  berikut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEghCCDAhkt2Gjd0_1RUim9xOx9sOGbEtdLejLmCZ2PcQ3b3PWoCvpPurVNplrqWA4RdUwtAptGTqbeioxtYLUDk32AI2dqUOPlwONoPkpjbjsKGCPOq-Fn8aajI89JuuJHN1xNlgWEFYQw0/s320/DDIT+TGS+AA+G018.jpg
             Gambar  Kapasitas menahan air yang berbeda dari tanah dengan kelas tekstur berbeda. Tanah bertekstur liat atau clay soil (B) memiliki daya menahan air lebih banyak dibandingkan dengan tanah dengan kondisi optimum atau optimum soil (A), dan sebaliknya tanah bertekstur pasir atau sandy soil (C) memiliki daya menahan air yang jauh lebih rendah daripada tanah bertekstur optimum (A).
            Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi, dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat dibedakan menjadi:
(1) Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir tanah.
(2) Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
          Dalam menentukan jumlah air tersedia bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu:
(1) Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering. Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
(2) Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu. Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
(3) Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik layu permanen.
Kandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar.
            Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar.
            Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
            Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.