BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari tanah tidak terlepas dari pandangan, sentuhan dan
perhatian kita. Kita melihatnya, menginjaknya,menggunakannya dan
memperhatikannya. Kita bergantung dari tanah dan sebaliknya tanah-tanah yang baik
dan subur tergantung dari cara kita menggunakannya.
Tanah merupakan satu rantai di antara sistem
tubuh alam yang keberadaannya tidak dengan sendirinya, proses pembentukan
dan keberadaannya sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang lain, seperti
bahan induk, iklim, topografi atau relief, vegetasi atau organisme,manusia dan
waktu.
Tekstur tanah adalah susunan relative dari tiga ukuran zarah tanah, yaitu
pasir berukuran 2 mm-5 mikrometer, debu berukuran 50-2 mikrometer dan liat
berukuran < 2 mikrometer.
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah
dan dibagi menjadi beberpakelompok antara lain; kasar (pasir, pasir berlempung),
agak kasar (lempung berpasir, lempung berpasir
halus), sedang(lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu),agak
halus(lempung liat, lempung liat berpasir, lempung liat berdebu), halus(liat
berpasir, liat berdebu). Selain itu,
tanah mempunyai perbedaan dalam memegang air, kemampuan ini tergantung
pada teksturnya.
Dengan tekstur tanah dapat dibahas dan
dikemukakan tentang bahan mineral seperti pasir, debu dan liat dalam
susunan tanah yang penting bagi berbagai kehidupan di muka bumi.Partikel-partikel tanah yang dikelompokkan
berdasarkan atas ukuran tertentu disebutfraksi( partikel )
tanah, fraksi tanah ini dapat kasar ataupun halus.
2. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana pengertian dari tanah ?
2. Bagaimana tekstur dari tanah ?
3. Bagaimana cara membedakan tekstur
tanah di lapangan ?
3. Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian
dari tanah
2. Agar mahasiswa mengetahui tekstur
dari tanah.
3. Agar mahasiswa mengetahui bagaiamana
cara membedakan tekstur tanah
4. Manfaat
Penulisan
Untuk memberikan gambaran
tentang tanah serta tekstur tanah. Dan ebagai bahan masukan untuk
memperluas dan memperdalam pemahaman tentang tanah.
BAB
II
DASAR
TEORI
A. PENGERTIAN
TANAH
a.
Pendekatan
Geologi (Akhir Abad XIX)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari
bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam,
sehingga membentuk regolit(lapisan partikel halus).
b.
Pendekatan
Pedologi (Dokuchaev 1870)
Tanah
adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah
mengalami proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara,
dan macam - macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati.
Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.
c. Pendekatan Edaphologis (Jones dari
Cornel University Inggris)
Kata
Edaphos = bahan tanah subur.T anah adalah media tumbuh tanaman
Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
a) Kajian Pedologis
Mengkaji
tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah
atau berdasarkan Pengetahuan Alam Murni.Kajian ini meliputi: Fisika
Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah,Klasifikasi Tanah,
Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan IlmuUkur
Tanah.
b) Kajian Edaphologis
Mengkaji
tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.Kajian ini
meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air,
Agrohidrologi,Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.
d.
Menurut
Kamus Umum
Tanah
adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan
bumi.
e.
Menurut
Ensiklopedi Indonesia
Tanah
adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang
merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan
pelapukan karena proses waktu.
B. PENGERTIAN
TEKSTUR TANAH
Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah
menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah.
Sehingga pengertian dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat,
lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan
tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi
kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga
jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar
yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran
< 0.002 mm.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Tanah
Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam
yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan
tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan
kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta
jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.
Istilah tubuh alam bebas
adalah hasil pelapukan batuan
yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan
untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam
melangsungkan kehidupannya.
Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah
sebagai berikut :
1.
Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan,
hewan dan manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil
pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.
2.
Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu
menghasilkan berbagai tanaman.
Seorang
Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang
berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna
sampai ke dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.
Tanah
mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik dan sifat kimia. Tanah bagian paling
atas sering disebut Top Soil,
selanjutnya ada lapisan-lapisan dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.
B.
Tekstur
Tanah
1.
Pengertian Tekstur Tanah
Pengertian tentang tekstur tanah adalah banyaknya setiap bagian tanah
menurut ukuran partikel-partikelnya ditentukan oleh besarnya butiran tanah.
Sehingga pengertian dan definisinya adalah perbandingan antara banyaknya liat,
lempung dan pasir yang terkandung dalam tanah.
Badan Pertanahan Nasional mendefinisikan bahwa tekstur tanah adalah keadaan
tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya perbedaan komposisi
kandungan fraksi pasir, debu dan liat yang terkandung pada tanah. Dari ketiga
jenis fraksi tersebut partikel pasir mempunyai ukuran diameter paling besar
yaitu 2 – 0.05 mm, debu dengan ukuran 0.05 – 0.002 mm dan liat dengan ukuran
< 0.002 mm.
Tekstur tanah
adalah klasifikasi secara kualitatif mengenai kondisi suatu tanah berdasarkan
tekstur fisiknya. Pengujian dan penerapan tekstur tanah diterapkan di lapangan
maupun di laboratorium. Kategori utama dari tekstur tanah yaitu tanah berpasir, liat atau lempung, dan
geluh atau lanau,
berdasarkan distribusi ukuran
partikel tanah yang didapatkan dengan pengayakan.
Kualitas tekstur tanah yang didapatkan bisa digunakan untuk berbagai penerapan,
misal komoditas pertanian yang cocok untuk ditanam hingga kondisi dan perubahan
lingkungan.
Maka dapat terjadi bahwa pada suatu tanah, butiran pasir merupakan penyusun
yang dominan, pada kasus lain liat merupakan penyusun tanah yang terbesar.
Sebaliknya pada tempat lain, kandungan pasir, liat dan lempung terdapat sama
banyaknya.
Perbandingan tersebut akan mudah terlihat pada grafik segitiga.
Tekstur Tanah menunjukkan kasar dan halusnya tanah yang didasarkan atas perbandingan
banyaknya butir-butir padir, debu, dan liat di dalam tanah. Untuk menentukan
tekstur tanah terdapat 12 kelas dalam segi tiga tekstur tanah.
Setiap kaki segitiga menggambarkan suatu fraksi ukuran butir-butir tanah :
·
Pasir berukuran 2 mm - 20 mµ
·
Lempung berukuran 20 mµ - 2 mµ
·
Liat kurang dari 2 mµ.
Sesuai dengan klasifikasi USDA (The United States Department of
Agriculture) butiran atau partikel tanah dikelompokan dalam :
·
Sand : > 0.05 mm
·
Silt : 0.002 - 0.05 mm
·
Clay: < 0.002 mm
Klasifikasi berdasarkan USDA
Jenis tanah
|
Diameter partikel
(mm)
|
Liat
|
less than 0.002
|
Lanau
|
0.002–0.05
|
Berpasir sangat halus
|
0.05–0.10
|
Berpasir halus
|
0.10–0.25
|
Berpasir sedang
|
0.25–0.50
|
Berpasir kasar
|
0.50–1.00
|
Berpasir sangat kasar
|
1.00–2.00
|
Menurut
tempatnya dalam segitiga ini dapat dibaca teksturnya. Maka tekstur berarti
perbandingan antara banyaknya liat, lempung dan pasir, yang dalam garis
besarnya lebih dari :
·
30% liat adalah tanah liat
·
35% lempung adalah tanah lempung
·
60% pasir adalah tanah pasir.
Dari ketiga bagian
liat, lempung dan pasir jika hanya satu bagian saja belum dapat mencerminkan
jenis tanah. Lazimnya disebut dua bagian tanah yang terpenting. misalnya :
tekstur liat berpasir, pasir berlempung dan seterusnya. dimana bagian yang
terbanyak disebut lebih dahulu.
Pada
segitiga tidak menyebutkan kandungan pasir dan bahan organik, walaupun kapur
dan bahan organik sangat ikut menentukan sifat-sifat tanah. Jika kandungan ini
besar maka perlu disebut juga, misalnya tanah mengandung 20% liat dan 10-30%
kapur; selanjutnya disebut tanah liat berkapur.
Bila setiap
bagian merupakan perbandingan yang merata, disebut tanah yang baik. Umpamanya
saja mengandung 50-70% pasir (halus dan kasar), 10-15% lempung, 5-10% liat,
1-5% kapur, 3-5% bahan organik.
Tekstur
tanah merupakan dasar dari kebanyakan sifat-sifat tanah. Susunan menurut
besarnya butir-butir suatu jenis tanah biasanya dilihat pada grafik segitiga.
Menurut besarnya tersusun dari butir-butir pasir 60%, lempung 15% dan liat 25%.
Tekstur tanah di lapangan dapat dibedakan
dengan cara manual yaitu dengan memijit tanah basah di antara jari jempol
dengan jari telunjuk, sambil dirasakan halus kasarnya yang meliputi rasa
keberadaan butir-butir pasir, debu dan liat, dengan cara sebagai berikut:
1. Apabila rasa kasar terasa sangat
jelas, tidak melekat, dan tidak dapat dibentuk bola dan gulungan, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir (Sandy).
2. Apabila rasa kasar terasa jelas,
sedikit sekali melekat, dan dapat dibentuk bola tetapi mudah
sekali hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Pasir Berlempung (Loam
Sandy).
3. Apabila rasa kasar agak jelas, agak
melekat, dan dapat dibuat bola tetapi mudah hancur, maka tanah tersebut
tergolong bertekstur Lempung Berpasir (Sandy Loam).
4. Apabila tidak terasa kasar dan tidak
licin, agak melekat, dapat dibentuk agak teguh, dan dapat sedikit dibuat
gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung (Loam).
5. Apabila terasa licin, agak melekat,
dapat dibentuk bola agak teguh, dan gulungan dengan permukaan mengkilat,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung Berdebu (Silty Loam).
6. Apabila terasa licin sekali, agak
melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan
mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Debu (Silt).
7. Apabila terasa agak licin, agak
melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan
yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Berliat (Clay Loam)
8. Apabila terasa halus dengan sedikit
bagian agak kasar, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat
dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur
Lempung Liat Berpasir (Sandy-Clay-Loam).
9. Apabila terasa halus, terasa agak
licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan
dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur Lempung
Liat Berdebu (Sandy-silt loam).
10. Apabila terasa halus, berat tetapi
sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan,
maka tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berpasir (Sandy-Clay).
11. Apabila terasa halus, berat, agak
licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka
tanah tersebut tergolong bertekstur Liat Berdebu (Silty-Clay).
12. Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk
bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut tergolong
bertekstur Liat (Clay).
Tanah
bertekstur halus didominhasi oleh tanah liat dengan tekstur yang lembut dan
licin yang memiliki permukaan yang lebih halus dibandingkan dengan tanah
bertekstur kasar yang biasanya berbentuk pasir. Sehingga tanah-tanah yang
bertekstur halus memiliki kapasitas dalam proses penyerapan unsur-unsur hara
yang lebih besar dibandingkan dengan tanah yang bertekstur kasar. Namun, pada
tanah bertekstur lembut ini umumnya lebih subur dibandingkan dengan tanah
bertekstur kasar. Karena banyak mengandung unsure hara dan bahan organic yang
dibutuhkan oleh tanaman serta mudah dalam menyerap unsur hara.
Sedangkan
pada tanah bertekstur kasar lebih porus dan laju infiiltrasinya lebih cepat.
Walaupun demikian tanah bertekstur halus memiliki kapasitas memegang air yang
lebih besar daripada tanah pasir karena memiliki permukaan yang lebih banyak
yang berfungsi dalam retensi air (water retension). Tanah-tanah bertekstur
kasar memiliki makro porus yang lebih banyak, yang berfungsi dalam pergerakkan
udara dan air.
Semakin
halus tekstur tanahnya maka kapasitas adsorpsi menahan unsur – unsur hara lebih
besar, dan lebih banyak mengandung unsure hara dan bahan organik yang
dibutuhkan tanaman, kapasitas memegang air juga lebih besar sebab memiliki
permukaan yang lebih luas. Sedangkan tanah bertekstur kasar memiliki laju
infiltrasi yang cepat dan lebih porus. Sehingga unsure hara akan ikut hanyut
dan yang tertahan didalam tanah semakin sedikit.
2. Perbedaan Tekstur Tanah
a. Kemampuan Fisik
a) Pasir = Tidak dapat membentuk bola
gulungan, rasa kasar, tidak melekat, referansi air rendah, drainase cepat jika
pasir basah dominan, tergenang jika debu dominan.
b) Debu = Membentuk bola yang teguh
dapat sedikit digulung dengan permukaan yang mengkilat. rasa licin sekali, agak
melekat
c) Liat = Dapat membentuk bola yang
baik, rasa berat, melekat sekali
b. Kemampuan Kimia
a) Pasir = Mineral yang paling umum
kuarsa (S,O2), Sedikit pengaruhnya terhadap sifat kimia.
b) Debu = Mineral kuarsa (S,O2),
Ferlspar dan mika dapat melepaskan Ca, Mg dan K akibat pelapukan.
c) Liat = Mineral sekunder hasil
pelapukan kimia mineral primer atau sintesis dan beberapa hasil pelapukan
mineral primer
c. Kemampuan Biologi
a) Pasir = Ditentutak oleh komposisi
bahan induk dan tingkat pelapukan
b) Debu = Ditentukan oleh komposisi
mineral bahan induk dan tingkat pelapukan (mineral primer)
c) Liat = Karena ukurannya kecil antara
<0,002 mm maka liat ini ditentukan dari hasil pelapukan batu yang berasal
dari materi debu dengan perbandingan yang kecil.
3.
Faktor yang
Mempengaruhi tekstur dan yang Dipengaruhi Tekstur.
a. Faktor –
Faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu :
a)
Iklim
b)
bahan induk
c)
topografi
d)
waktu
e)
organisme
b.
Faktor – faktor yang dipengaruhi tekstur tanah yaitu :
a)
kemampuan tanah memegang dan menyimpan air
b)
aerasi, serta permeabilitas
c)
kapasitas tukar kation
d)
kesuburan tanah.
e)
infiltrasi
f)
laju pergerakan air (perkolasi)
4. Hubungan Tekstur Tanah dengan Sifat Fisik Tanah
Lainnya
Hubungan Tektstur tanah dengan kadar
air dalam tanah. Kadar dan ketersediaan air tanah sebenarnya pada setiap
koefisien umum bervariasi terutama tergantung pada tekstur tanah. Hubungan
Tekstur Tanah dengan Struktur Tanah Pada Dasarnya tekstur tanah itu adalah
perbandingan antara partikel-partikel pasir, debu dan liat yang menyusun suatu
tanah. Dari partikel tersebut beragresi (berkumpul) membentuk struktur tanah.
5. Hubungan
tekstur tanah dan kadar air
Tekstur
tanah yang berbeda mempunyai kemampuan menahan air yang berbeda pula. Tanah
bertekstur halus, contohnya: tanah bertekstur liat, memiliki ruang pori halus
yang lebih banyak, sehingga berkemampuan menahan air lebih banyak. Sedangkan
tanah bertekstur kasar, contohnya: tanah bertekstur pasir, memiliki ruang pori
halus lebih sedikit, sehingga kemampuan manahan air lebih sedikit pula. Sketsa
yang menggambarkan hubungan antara tekstur tanah dengan kemampuan tanah dalam
menahan air disajikan dalam Gambar berikut.
Gambar Kapasitas menahan air yang berbeda dari tanah
dengan kelas tekstur berbeda. Tanah bertekstur liat atau clay soil (B) memiliki
daya menahan air lebih banyak dibandingkan dengan tanah dengan kondisi optimum
atau optimum soil (A), dan sebaliknya tanah bertekstur pasir atau sandy soil
(C) memiliki daya menahan air yang jauh lebih rendah daripada tanah bertekstur
optimum (A).
Menurut Hardjowigeno (1992) bahwa
air terdapat dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah, tertahan
oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik. Air
dapat meresap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi,
dan gravitasi. Karena adanya gaya-gaya tersebut maka air dalam tanah dapat
dibedakan menjadi:
(1)
Air hidroskopik, adalah air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat
digunakan tanaman, kondisi ini terjadi karena adanya gaya adhesi antara tanah
dengan air. Air hidroskopik merupakan selimut air pada permukaan butir-butir
tanah.
(2)
Air kapiler, adalah air dalam tanah dimana daya kohesi (gaya tarik menarik
antara sesama butir-butir air) dan daya adhesi (antara air dan tanah) lebih
kuat dari gravitasi. Air ini dapat bergerak secara horisontal (ke samping) atau
vertikal (ke atas) karena gaya-gaya kapiler. Sebagian besar dari air kapiler
merupakan air yang tersedia (dapat diserap) bagi tanaman.
Dalam menentukan jumlah air tersedia
bagi tanaman beberapa istilah dibawah ini perlu dipahami, yaitu:
(1)
Kapasitas Lapang: adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanah terhadap gaya tarik
gravitasi. Air yang dapat ditahan oleh tanah tersebut terus menerus diserap
oleh akar-akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama semakin kering.
Pada suatu saat akar tanaman tidak mampu lagi menyerap air tersebut sehingga
tanaman menjadi layu (titik layu permanen).
(2)
Titik Layu Permanen: adalah kandungan air tanah dimana akar-akar tanaman mulai
tidak mampu lagi menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu.
Tanaman akan tetap layu baik pada siang ataupun malam hari.
(3)
Air Tersedia: adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman, yaitu selisih
antara kadar air pada kapasitas lapang dikurangi dengan kadar air pada titik
layu permanen.
Kandungan
air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar,
sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar.
Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara
1/3 bar sampai dengan 15 bar.
Banyaknya kandungan air dalam tanah
berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah
tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan
untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau
atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan
atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar.
Kemampuan tanah menahan air
dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar
mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh
karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah
kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau liat.
Kondisi kelebihan air ataupun
kekurangan air dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.