A.
Konsep
Geografi
Berbagai
fenomena dan gejala alam dapat kita saksikan di lingkungan sekitar. Fenomena
dan gejala itu sering membangkitkan keingintahuan dan membuat kita bertanya-tanya.
Misalnya, bagaimana (how) pegunungan
terbentuk? Di mana (where) gempa bumi
sering terjadi? Mengapa (why)
permukiman padat berkembang di dataran rendah? Kapan (when) berlangsung musim kemarau? Apa (what) yang menyebabkan banjir bandang?
Konsep
dasar geografi merupakan unsur penting dalam memahami fenomena atau kejadian
geografi. Penjabaran konsep geografi selalu berkaitan dengan penyebaran,
relasi, fungsi, bentul, dan proses yang terjadi. Konsep dasar geografi terdiri
atas sepuluh konsep sebagai berikut :
1. Konsep Lokasi
Konsep lokasi menujukkan lokasi atau
letak suatu tempat di permukaan bumu. Konsep lokasi dibedakan menjadi dua,
yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi absolut adalah lokasi yang
ditentukan berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Lokasi absolut bersifat
tetap. Contoh: Indonesia terletak di 95o BT-141o BT dan 6o
LU-11o LS
b. Lokasi relatif adalah lokasi yang
berkaitan dengan keadaan sekitarnya. Lokasi relatif sifatnya berubah-ubah.
Contoh: Gunung anak Krakatau terletak di Selat Sunda dan juga terletak di
Provinsi Lampung.
2. Konsep Jarak
Konsep jarak menunjukkan adanya jarak
antara suatu wilayah dengan wilayah lain. Konsep jarak mempunyai arti penting
dalam kehidupan sosial, ekonomi, ataupun pertahanan. Makin jauh jarak dua
wilayah, makin kecil interaksi kedua wilayah. Jarak dibedakan menjadi jarak
absolut/mutlak dan jarak relatif. Jarak absolut/mutlak diukur dengan satuan
panjang. Jarak relatif diukur dengan satuan waktu.
3. Konsep Keterjangkauan (Accessibility)
Konsep keterjangkauan menunjukkan
mudah tidaknya suatu tempat dapat dijangkau penduduk dengan memanfaatkan sarana
transportasi yang ada di suatu daerah. Keterjangkauan tidak hanya dipengaruhi
jarak, tetapi juga medan. Semakin besar gangguan medan, keterjangkauannya
semakin kecil. Contoh: jakarta ke Cerebon (Jawa Barat) lebih mudah dijangkau
dibandingkan dengan Jakarta ke Pulau Kelapa ( di Kepulauan Seribu, Jakarta).
4. Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan,
bentuk, atau persebaran fenomena di permukaan bumi. Kenampakan alam di
permukaan bumi memiliki pola tertentu seperti pola aliran sungai, pola
permukiman, dan pola patahan lapisan batuan. Contoh: pola permukiman memnajang
terbentuk di tepi pantai.
5. Konsep Morfologi
Konsep Morfologi berkaitan dengan
pembentukan morfologi permukaan bumi. Permukaan bumi memiliki morfologi yang
berbeda-beda. Morfologi menujukkan bentuk permukaan bumi sepetri dataran
rendah, dataran tinggi, dan pegunungan sebagai hasil tenaga eksogen dan
endogen. Contoh: Dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah dan Danau Toba di Sumatera
Utara.
6. Konsep Aglomerasi
Konsep aglomerasi menjelaskan alasan
pengelompokkan suatu fenomnea geografi. Pengelompokkan didasarkan pada berbagai
hal, misalnya jarak, efisiensi, dan faktor lingkungan, yang lebih memberi
dampak positif. Pengelompokkan fenomena geografi yang sering dijumpai adalah
pengelompokkan penduduk (misalnya penduduk yang berasal dari daerah sama),
permukiman (misalnya permukiman elit/mewah di kota), dan pengelompokkan
industri (misalnya pengelompokkan industri di kawasan industri Batam).
7. Konsep Nilai Kegunaan
Konsep nilai kegunaan berkaitan
dengan nilai guna suatu daerah. Tiap daerah mempunyai potensi yang bisa
dikembangkan sehingga bernilai guna. Nilai kegunaan suatu daerah berpengaruh
terhadap perkaembangannya. Contoh: pantai berpasir putih berpotensi untuk
daerah wisata.
8. Konsep Interaksi dan
Interdependensi
Konsep interaksi dan interdependensi
menujukkan keterkaitan dan ketergantungan suatu daerah dengan daerah lain.
Suatu daerah berinteraksi dengan daerah lain guna memenuhi kebutuhan
penduduknya karena tidak semua kebutuhan dapat dipenuhi dari daerahnya sendiri.
Contoh: interaksi antara kota dan desa.
9. Konsep Diferensiasi Areal
Konsep diferensiasi areal
menunjukkan bahwa suatu tempat memiliki perbedaan dengan tempat yang lain atau
suatu daerah memilik kekhasan. Perbedaan dapat terjadi dalam hal misalnya
bentang alam, penduduk, perekonomian dan perkembangan wilayh. Contoh: di daerah
pantai penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan dan di daerah pegunungan
penduduk bermata pencaharian sebagai pekebun,
10. Konsep Keterkaitan Keruangan
Konsep keterkaitan keruangan
menunjukkan derajat keterkaitan antarwilayah, baik keterkaitan unsur alam atau
sosial. Perbedaan potensi wilayah mendorong terjadinya interaksi antawilayah
berupa pertukaran barang, manusia, ataupun budaya. Contoh: kota Jakarta
didukung daerah sekitarnya yang memasok tenaga kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar