BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa ini, sudah tak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar
seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa
tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus memiliki keinginan
untuk tetap terus belajar. Agar keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan
semakin meningkat frekuensinya, maka setiap siswa tentu saja harus memiliki
motif-motif tertentu yang menyebabkan ia harus tetap semangat belajar.
Keseluruhan motif-motif yang
menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat dikatakan
sebagai motivasi. Maksud dari motivasi
disini adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah
perubahan tingkah laku secara relative permanen dan secara potensial
terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi tujuan
untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi maksud dari motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan dapat tercapai.
Motivasi
belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita . sedangkang
faktor ekstrinsik nya adalah ada nya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan
kegiatan belajar yang menarik.
Berdasarkan
pengertian motivasi tersebut, sudah sangat jelas bahwa motivasi dalam proses
belajar sangat penting. Karena yang dibicarakan adalah proses belajar, maka
manfaat motivasi tidak hanya dirasakan oleh siswa, namun juga oleh seorang
guru. Melalui pengetahuan tentang motivasi, seorang guru dapat mengetahui dan
memahami motivasi belajar siswa di kelas, bahakan dapat juga membantu sisiwa
untuk meningkatkan motivasinya. Mengingat pentingnya pengetahuan akan motivasi,
maka pembahasan mengenai motivasi belajar dirasa perlu untuk diangkat.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu:
1.
Apa yang dimaksud dengan motivasi belajar?
2.
Apa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar?
3.
Bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut;
1.
Mengetahui pengertian dari motivasi belajar
2.
Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
3.
Mengetahui upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar.
1.4. Manfaat
Manfaat dari
penulisan ini adalah agar para pembaca mengetahui secara lebih rinci mengenai
motivasi belajar.
BAB II
KAJIAN
TEORI
A. Pengertian motivasi
Berbicara
mengenai pengertian motivasi sungguh sudah sangat banyak defenisi yang
dikemukakan oleh para ahli psikologi, untuk itu mari kita lihat terlebih dahulu
arti motivasi secara etimologinya. Secara etimologi, motif atau dalam bahasa
Inggris
motive, berasal
dari motion yang berarti “gerakan” atau “sesuatu yang bergerak”. Jadi
istilah motif erat berkaitan dengan gerak yakni gerakan yang dilakukan oleh
manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku. Motif disini
psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenagauntuk
terjadinya suatu tingkah laku. Sebenarnya, motivasi merupakan istilah yang
lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan termasuk situasi yang
mendorong, dorongan yang timbul dari dalam diri individu, tingkah laku yang
ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan. Namun dengan
demikian motivasi dapat diartikan sebagai:
1.
Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara
disadari atau tidak disadari, untuk melakukan tindakan dengantujuan tertaentu.
2.
Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau
kelompok orang untuk bergerak melakukan sesuatu kaerana ingin mencapai tujuan
yang diinginkan.
Dari pengertian diatas motivasi dapat dibagi menjadi
dua jenis yaitu, motivasi yang datang dari dalam diri seseorang ( internal) dan
motivasi yang datang dari luar yang berupa usaha membentuk diri orang lain.
Motivasi belajar adalah merupakan factor psikis yang bersifat non-Intelektual,
peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhsn gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyai
banyak energy untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal
kalau ada motivasi yang kuat. Jadi tugas guru serta orang tua untuk mendorong
agar siswa dan putra-putri agar pada dirinya tumbuh motivasi.
B.
Tujuan
Motivasi
Secara umum
dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk mengerakan atau menggugah
seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga
dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang guru tujuan
motivasi adalah untuk menggerakan atau memacu para siswa agar mempunyai
keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajar sehingga tujuan
pendidikan sesuai dengan yang diinginkan dan yang diharapkan serta apa
yang telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Tindakan motivasi akan dapat
berhasil jika tujuannya jelas dan disadari oleh orang yang dimotivasi serta
sesuai dengan orang yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang
memberikan motivasi harus mengenal dan memahami latarbelakang kehidupan,
kebutuhan, dan kepribadian orang yang akan dimotivasi.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI MOTIVASI BELAJAR
1.
Motivasi
Menurut Para ahli
a. Soeharto dkk
Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah “ keadaan dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan”
b. Sardiman
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai “ daya penggerak
yang telah menjadi aktif”
c.
Drs. M. Dalyono
Motivasi adalah daya penggerak/pendorong
untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga
dari luar
d.
Ngalim Purwanto
Motivasi adalah suatu pernyataan yang
kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu
tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang
membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu.
Motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
dengan tanggapan terhadap adannya tujuan.
2. Belajar Menurut Para Ahli
a. Nasution, dkk
Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku
sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau
munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal.
b. Sudjana
Belajar adalah suatu proses yamg
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,
keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain
aspek yang ada pada individu.
c. Djamarah
Belajar adalah “suatu aktifitas yang
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari”.
d. Slameto
Belajar adalah ”merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.
Istilah motivasi berpangkal dari kata “motif” yang
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Bahkan
motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi kesiapsiagaan.Dalam kegiatan belajar, motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar,
sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi
sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, tidak akan mungkin melakukan
aktifitas belajar.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1)
kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa
ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.
Sebagai ilustrasi, siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah, padahal ia
memiliki buku pelajaran lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu, tetapi ia
kurang baik mengatur waktu belajar. Waktu belajar yang digunakan tidak memadai
untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang
baik. Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara belajarnya. Dorongan merupakan
kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.
Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan harapan
atau pencapaian tujuan. Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut merupan
inti motivasi.
Dari uraian di atas tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan
menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang
menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
B. JENIS
MOTIVASI BELAJAR
1.
Motivasi intrinsik,
Timbul dari
dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu,
memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi
kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
1)
Adanya kebutuhan
2)
Adanya pengetahuan tentang kemajuan
dirinya sendiri
3)
Adanya cita-cita atau aspirasi.
Ada 2 jenis motivasi intrinsik:
a. Determinasi
diri
Dalam
pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena
kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Di sini,
motivasi internal dan minat intrinsik dalam tugas sekolah naik apabila murid
punya pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas
pembelajaran mereka.
b.
Pilihan personal
Pengalaman
optimal ini berupa perasaan senang dan bahagia yang besar. Pengalaman optimal
ini kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi
penuh saat melakukan suatu aktivitas. Pengalaman optimal ini terjadi ketika
individu terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi
juga tidak terlalu mudah.
2.
Motivasi ekstrinsik
Timbul akibat adanya pengaruh dari luar
individu yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.Bentuk
motivasi ekstrinsik ini merupakan suatu dorongan yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar seperti hadiah, pujian, ajakan,
suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian orang
mau melakukan sesuatu.Perlu
ditegaskan, bukan berarti motivasi ekstrinsik tidak baik dan tidak penting.
Dalam
kegiatan belajar mengajar tetap penting, karena kemungkinan besar keadaan siswa
itu dinamis berubah-ubah dan juga mungkin komponen-komponen lain dalam proses
belajar mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa sehingga siswa tidak
bersemangat dalam melakukan proses belajar mengajar baik di sekolah maupun di
rumah. Bahwa setiap siswa tidak sama tingkat motivasi belajarnya, maka motivasi
ekstrinsik sangat diperlukan dan dapat diberikan secara tepat.Di dalam kegiatan
belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat
diperlukan. Dengan motivasi, siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif
sehingga dapat mengarahkan dan memelihara kerukunan dalam melakukan kegiatan
belajar.
Seperti yang diungkapkan oleh Bligh (1971) dan Sass (1989), motivasi siswa
dalam belajar dipengaruhi oleh :
a)
ketertarikan siswa pada mata pelajaran.
b)
persepsi siswa tentang penting atau tidaknya materi
tersebut
c)
semangat untuk meraih pencapaian
d)
kepercayaan diri siswa
e)
penghargaan diri siswa
f)
pengakuan orang lain
g)
besar kecilnya tantangan
h)
kesabaran
i)
ketekunan
j)
tujuan hidup yang hendak siswa capai.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan
motivasi belajar siswa, sebagai berikut:
1. Menjelaskan
tujuan belajar ke peserta didik.
Pada
permulaan belajar mengajar hendaknya seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan
Instruksional Khusus (TIK) yang akan dicapai siswa. Tidak cukup sampai di situ
saja, tapi guru juga bisa memberikan penjelasan tentang pentingnya ilmu yang
akan sangat berguna bagi masa depan seseorang, baik dengan norma agama maupun
sosial. Makin jelas tujuan, maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2.
Hadiah
Berikan
hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan sangat memacu siswa
untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan
termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi.
Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan
rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada
setiap akhir semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti
buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.
3.
Saingan/kompetisi
Guru
berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi
belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4.
Pujian
Sudah
sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian.
Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling
kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu
kamu bisa…”.
5. Hukuman
Hukuman ini
diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha
memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti
menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang
bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari
memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.
6. Membangkitkan
dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik,
khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di
sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat
ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan
kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk
mendidik anak mereka.
7. Membentuk
kebiasaan belajar yang baik
Ajarkan
kepada siswa cara belajar yang baik, entah itu ketika siswa belajar sendiri
maupun secara kelompok. Dengan cara ini siswa diharapkan untuk lebih
termotivasi dalam mengulan-ulang pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan
buku-buku yang mendukung.
8.
Menggunakan metode yang bervariasi
Guru
hendaknya memilih metode belajar yang tepat dan berfariasi, yang bisa
membangkitkan semangat siswa, yang tidak membuat siswa merasa jenuh, dan yang
tak kalah penting adalah bisa menampung semua kepentingan siswa. Sperti
Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum
Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya. Karena siswa memiliki tingkat intelegensi
yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk
memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa
mencerna materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang
dikuasai oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi
belajar siswa.
C.
FUNGSI
MOTIVASI DALAM BELAJAR
Guru bertangung jawab melaksanakan sistem pembelajaran agar berhasil dengan
baik. Keberhasilan ini bergantung pada upaya guru membangkitkan motivasi
belajar siswanya.
Secara garis besar Oemar Hamalik (1992) menjelaskan ada tiga fungsi
motivasi, yaitu:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan langkah penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan
sesuai dengan rumusan tujuannya.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Nampak jelas di sini bahwa
motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan sekaligus sebagai penggerak
prilaku seseorang untuk mencapai suatu tujuan.Selain itu ada
juga fungsi lain yaitu, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi, karena secara konseptual motivasi berkaitan dengan
prestasi dan hasil belajar. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, adanya usaha yang tekun dan
terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat
melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
D.
UNSUR-UNSUR
YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR
Menurut Suciati & Prasetya (2001)
dalam Nursalam & Efendi, Ferry (2008) beberapa unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.
Faktor Internal
1. Cita-Cita
dan Aspirasi
Cita-cita merupakan faktor pendorong yang dapat
menambah semangat sekaligus memberikan tujuan yang jelas dalam belajar.
Sedangkan aspirasi merupakan harapan atau keinginan seseorang akan suatu
keberhasilkan atau prestasi tertentu. Aspirasi mengarahkan aktivitas peserta
didik untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Cita-cita dan aspirasi akan
memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, karena terwujudnya
cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. Cita-cita yang bersumber dari diri
sendiri akan membuat seseorang berupaya lebih banyak yang dapat diindikasikan
dengan:
a) sifat
ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas,
b) kreativitas
yang tinggi,
c) berkeinginan
untuk memperbaiki kegagalan yang pernah dialami,
d) berusaha
agar teman dan guru memiliki kemampuan bekerja sama,
e) berusaha
menguasai seluruh mata pelajaran,
f) beranggapan
bahwa semua mata pelajaran penting
2. Kemampuan
Peserta Didik
Kemampuan peserta didik akan
mempengaruhi motivasi belajar. Kemampuan yang dimaksud adalah segala potensi
yang berkaitan dengan intelektual atau inteligensi. Kemampuan psikomotor juga
akan memperkuat motivasi
3. Kondisi
Peserta Didik
Kondisi yang mempengaruhi motivasi belajar peserta
didik adalah kondisi secara fisiologis dan psikologis. Kondisi secara
fisiologis yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:
a.
Kesehatan
Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap
belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
mengantuk sehingga seseorang untuk dapat belajar dengan baik harus mengusahakan
badannya tetap terjamin dengan cara istirahat, tidur, makan seimbang, olahraga
secara teratur, rekreasi dan ibadah yang teratur.
b.
Panca indera
Panca indra yang berfungsi dengan baik terutama
penglihatan dan pendengaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar
seseorang. Keadaan Psikologis peserta didik yang mempengaruhi motivasi belajar
yaitu:
a) Bakat
b) Intelegensi
c) Sikap
d) Persepsi
e) Minat
f) Unsur-unsur
dinamis dalam pembelajaran
b.
Faktor eksternal
1. Kondisi
Lingkungan Belajar
Kondisi
lingkungan belajar dapat berupa lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.
a.
Lingkungan sosial
a).Lingkungan
Sosial Sekolah
Lingkungan sosial sekolah seperti dosen,
administrasi dan teman-teman dapat mempengaruhi proses belajar. Hubungan
harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi untuk belajar lebih baik di
sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan juga dapat menjadi
pendorong peserta didik untuk belajar.
b)
Lingkungan Sosial Masyarakat
Lingkungan sosial masyarakat berpengaruh terhadap
motivasi belajar peserta didik. Pengaruh itu terjadi karena keberadaanya
peserta didik dalam masyarakat yang meliputi kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
c)
Lingkungan Sosial Keluarga
Hubungan antar anggota keluarga yang
harmonis, suasana rumah yang tenang, dukungan dan pengertian dari orang tua,
kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam keluarga akan mempengaruhi motivasi belajar
peserta didik.
b. Lingkungan non Sosial
1)
Lingkungan Alamiah
Lingkungan alamiah seperti kondisi udara yang sejuk,
tidak panas, suasana yang tenang akan mempengaruhi motivasi belajar
2) Faktor
Instrumental
Sarana belajar seperti gedung sekolah, alat-alat
belajar mempengaruhi kemauan peserta didikuntuk belajar
c.
Upaya Pengajar dalam Pembelajaran
Pengajar atau dosen merupakan salah satu stimulus
yang sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi peserta didik untuk belajar.
E. PENTINGNYA MOTIVASI DALAM BELAJAR
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi
siswa pentingnya motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a.
Menyadarkan kedudukan pada awal
belajar, proses, dan hasil akhir,
b.
Menginformasikan tentang kekuatan
usaha belajar yang dibandingkan dengan teman sebaya,
c.
Mengarahkan kegiatan belajar,
d.
Membesarkan semangat belajar,
e.
Menyadarkan tentang adanya
perjalanan belajar dan kemudian bekerja, siswa dilatih untuk menggunakan
kekuatannya sehingga dapat berhasil.
Motivasi
belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman
tentang motivasi belajar pada siswa bemanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai
berikut:
a.
Membangkitkan, meningkatkan, dan
memelihara semangat siswa,
b.
Mengetahui dan memahami motivasi
belajar siswa,
F.
PRINSIP-PRINSIP
DALAM MOTIVASI BELAJAR
Aktivitas belajar bukanlah suatu kegiatan yang
dilakukan yang terlepas dari faktor lain. Aktivitas belajar merupakan kegiatan
yang melibatkan unsur jiwa dan raga. Belajar tak akan pernah dilakukan tanpa
suatu dorongan yang kuat baik dari dalam yang lebih utama maupun dari luar
sebagai upaya lain yang tak kalah pentingnya.
Faktor lain yang mempengaruhi aktivitas belajar
seseorang dalam pembahasan disebut motivasi. Motivasi mempunyai peranan yang
strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar
tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar
peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi belajar tidak
hanya sekedar diketahui, tetapi harus diterangkan dalam aktivitas belajar
mengajar.
Beberapa prinsip motivasi yang diterapkan dalam
belajar (Djamarah, 2002 : 118), sebagai berikut :
- Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
- Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar
- Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman
- Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
- Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar
- Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar
Kenneth H Hover (Oemar Hamalik, 2003:163) mengemukakan
prinsip- prinsip motivasi belajar sebagai berikut :
a.
Pujian akan lebih efektif daripada
hukuman,
b.
Semua murid mempunyai
kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang mendasar) tertentu yang harus mendapat
kepuasan,
c.
Motivasi yang berasal dari dalam
individu akan lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar,
d.
Terhadap perbuatan yang serasi
(sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan usaha pemantauan,
e.
Motivasi itu mudah menjalar atau
tersebar terhadap orang lain,
f.
Pemahaman yang jelas terhadap
tujuan-tujuan akan merangsang motivasi,
g.
Tugas-tugas yang dibebankan oleh
diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk mengerjakan daripada
apabila tugas-tugas tersebut dipaksakan oleh guru,
h.
Pujian-pujian yang datang dari luar
kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat,
i.
Teknik dan proses belajar yang
bervairasi cukup efektif untuk memelihara minat siswa,
j.
Manfaat minat yang dimiliki oleh
murid adalah bersifat ekonomis,
k.
Kegiatan-kegiatan yang kurang
merangsang akan diremehkan oleh siswa yang tergolong pandai,
l.
Kecemasan yang besar akan
menimbulkan kesulitan belajar,
m.
Kecemasan dan frustasi yang lemah
dapat menimbulkan kesulitan belajar,
n.
Apabila tugas tidak terlalu sukar
dan apabila tidak ada maka frustasi secara cepat menuju ke demoralisasi,
o.
Setiap siswa memiliki tingkat
frustasi yang berbeda,
p.
Tekanan kelompok kebanyakan efektif
dalam motivasi daripada tekanan dari orangtua atau guru,
q.
Motivasi yang besar erat hubungannya
dengan kreativitas murid
G.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOTIVASI
Ada 8 faktor diperkirakan
berpengaruh terhadap pembentukan motivasi belajar:
1. Faktor
Pengetahuan
Seseorang harus memiliki pengetahuan
yang
cukup tentang detail perbuatan belajar yang sedang dipertimbangkan.
Misalnya, ia sedang ingin mengikuti pelatihan bahasa inggris disela-sela
kuliahnya. Maka, ia harus memiliki pengetahuan untuk mempertimbangkan untung
ruginya, berapa lama? berapa biayanya?dan sebagainya.
2.
Faktor Kebutuhan untuk
Belajar
Untuk dapat termotivasi, seseorang juga harus tahu
apakah kegiatan yang akan dilakukan itu menjanjikan kepemilikan suatu
kompetensi yang dibutuhkannya untuk menghindari sesuatu yang tidak
dikehendakinya, atau untuk mendatangkan kepuasan kepada dirinya.
3.
Faktor Kemampuan Melakukan Kegiatan
Belajar
Jika seseorang merasa mampu untuk melakukan suatu
kegiatan dan ia memperkirakan bahwa kemungkinan keberhasilannya tinggi, ia akan
lebih termotivasi untuk ikut serta dalam kegiatan itu.
4.
Faktor Kesenangan Terhadap Ide Melakukan Kegiatan
Belajar
Rasa senang dapat timbul jika dirinya pernah mengalami
sendiri kesenangan dan kepuasan dari perbuatan dan hasil belajarnya. Untuk
dapat membuat pertimbangan dengan baik, ia perlu memiliki informasi tentang
pengalaman orang lain, dan pengalaman dirinya sendiri.
5.
Faktor Pelaksanaan Kegiatan Belajar
Setelah seseorang memutuskan untuk melakukan suatu
kegiatan, maka ia akan mempertimbangkan kembali faedah dari kegiatan yang ia
lakukan tersebut.
6.
Faktor Hasil Belajar
Mempertimbangkan hasil kegiatan sementara juga
merupakan salah satu pertimbangan untuk termotivasi melanjutkan kegiatan tersebut.
7.
Faktor Kepuasan Terhadap Hasil
Belajar
Setelah mengetahui hasil dari kegiatan tersebut,
seseorang akan merasakan kepuasan atau sebaliknya. Kepuasan yang dimaksud
adalah bagaimana kegiatan tersebut dapat memberi perubahan yang berarti pada
dirinya. Rasa puas kemungkinan bukan hanya akan membuat dirinya memutuskan
untuk menyelesaikan kegiatan itu bahkan melanjutkannya ke jenjang yang lebih
tinggi, tetapi jika hasil yang tidak memuaskan dapat menyebabkan ia mengambil
keputusan untuk berhenti.
8.
Faktor Karakteristik Pribadi dan
Lingkungan
Karakteristik pribadi adalah faktor kemampuan diri
seseorang untuk membuat perhitungan yang benar tentang keadaaan pengetahuan,
kebutuhan, kesenangan, kemampuan, dan kepuasan. Sebab perhitungan yang salah
akan menghasilkan keputusan yang salah, sehingga merugikan diri sendiri dan
orang lain, begitupun sebaliknya.
Yang dimaksud
dengan karakteristik lingkungan adalah karakteristik keluarga, masyarakat, kelembagaan
tempat bekerja, dan lingkungan fisik. Termasuk didalamnya adalah faktor budaya.
Misalnya budaya nrima ing pandum / menerima nasib, dapat mengurangi
kekuatan motivasi berusaha. Keadaan faktor-faktor tersebut dapat menunjang atau
menghambat motivasi.
H.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
MOTIVASI
Proses
pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk
memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan
motivasi belajar siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa petunjuk untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
a. Memperjelas
tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan yang jelas dapat membuat siswa
paham kearah mana ia ingin dibawa. Pemahaman siswa terhadap tujuan pembelajaran
dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar yang pada gilirannya dapat
meningkatkan motivasi belajar mereka. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai,
maka akan semakin kuat motivasi nbelajar siswa (Sanjaya, 2009:29). Oleh sebab
itu, sebelum proses pembelajaran dimulai hendaknya guru menjelaskan terlebih
dahulu tujuan yang ingin dicapai.
b. Membangkitkan
minat siswa
Siswa akan terdorong untuk belajar
manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Oleh karena itu, mengembangkan
minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi
belajar (Sanjaya, 2009:29). Salah satu cara yang logis untuk momotivasi siswa
dalam pembelajaran adalah mengaitkan pengalaman belajar dengan minat siswa
(Djiwandono, 2006:365). Pengaitan pembelajaran dengan minat siswa adalah sangat
penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang dipelajari itu
sangat bermanfaat bagi mereka. Demikian pula tujuan pembelajaran yang penting
adalah membangkitkan hasrat ingin tahu siswa mengenai pelajaran yang akan
datang, dan karena itu pembelajaran akan mampu meningkatkan motivasi instrinsik
siswa untuk mempelajari materi pembelajaran yang disajikan oleh guru (Anni,
dkk., 2006:186).
c. Ciptakan
suasana yang menyenangkan dalam belajar
Siswa hanya mungkin dapat belajar baik
manakala ada dalam suasana yang menyenangkan, merasa aman, bebas dari takut.
Usahakan agar kelas selamanya dalam suasana hidup dan segar, terbebas dari rasa
tegang. Untuk itu guru sekali-kali dapat melakukan hal-hal yang lucu.
d. Mengguanakan
variasi metode penyajian yang menarik
Guru harus mampu menyajikan informasi
dengan menarik, dan asing bagi siswa-siswa. Sesuatu informasi yang disampaikan
dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang bagus didukung oleh alat-alat
berupa sarana atau media yang belum pernah dikenal oleh siswa sebelumnya
sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar (Yamin, 2009:174). Dengan
pembelajaran yang menarik, maka akan membangitkan rasa uingin tahu siswa di
dalam kegiatan pembelajaran yang selanjutnya siswa akan termotivasi dalam
pembelajaran.
Motivasi instrinsik untuk belajar
sesuatu dapat ditingkatkan melalui penggunaan materi pembelajaran yang
menharik, dan juga penggunaan variasi metode pembelajaran. Misalnya, untuk
membAngkitkan minat belajar siswa dapat dilakukan dengan cara pemutaran film,
mengundang pembicara tamu, demonstrasi, komputer, simulasi, permaianan peran,
belajar melalui radio, karya wiasata, dan lainnya (Anni, dkk., 2006:186-187 :
Hamalik, 2009:168).
e. Berilah
pujian yang wajar setiap keberhasilan siswa
Motivasi akan tumbuh manakala siswa
merasa dihargai. Dalam pembelajaran, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat
motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Karena
pujian menimbulkan rasa puas dan senang (Sanjaya, 2009:30 ; Hamalik, 2009:167).
Namun begitu, pujian harus sesuai dengan hasil kerja siswa. Jangan memuji
secara berlebihan karena akan terkesan dibuat-buat. Pujian yang baik adalah
pujian yang keluar dari hati seoarang guru secara wajar dengan maksud untuk
memberikan penghargaan kepada siswa atas jerih payahnya dalam belajar (Djamarah
dan Zain, 2006:152).
f. Berikan
penilaian
Banyak siswa yang belajar karena ingin
memperoleh nilai bagus. Untuk itu mereka belajar dengan giat. Bagi sebagian
siswa nilai dapat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar. Oleh karena itu,
penilaian harus dilakukan dengan segera agar siswa secepat mungkin mengetahui
hasil kerjanya. Penilaian harus dilakukan secara objektif sesuai dengan
kemampuan siswa masing-masing (Sanjaya, 2009:31).
Penilaian secara terus menerus akan
mendorong siswa belajar, oleh karena setiap anak memilki kecenderungan untuk
memmperoleh hasil yang baik. Disamping itu, para siswa selalu mendapat
tantangan dan masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga mendorongnya
belajar lebih teliti dan seksama (Hamalik, 2009:168).
g. Berilah
komentar terhadap hasil pekerjaan siswa
Siswa butuh penghargaan. Penghargaan
bisa dilakukan dengan mmemberikan komentar yang positif. Setelah siswa selesai
mengerjakan suatu tugas, sebaiknya berikan komentar secepatnya, misalnya dengan
memberikan tulisan “ bagus” atau “teruskan pekerjaanmu” dan lain sebagainya.
Komentar yang positif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Sanjaya,
2009:21).
Penghargaan sangat efektif untuk
memotivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas, baik tugas-tugas yang harus
dikerjakan segera, maupun tugas-tugas yang berlangsung terus menerus (Prayitno,
1989:17). Sebaliknya pemberian celaan kurang menumbuhkan motivasi dalam
belajar. Bahkan menimbulkan efek psikologis yang lebih jelek.
h. Ciptakan
persaingan dan kerjasama
Persaingan yang sehat dapat menumbuhkan
pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pemebelajaran siswa. Melalui
persaingan siswa dimungkinkan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh
hasil yang terbaik (Sanjaya, 2009:31). Oleh sebab itu, guru harus mendesain
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing baik antar kelompok maupun
antar individu.
Namun demikian, persaingan tidak
selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yeng memang dirasakan tidak mampu
untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat
dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antar kelompok. Selain persaingan
antar siswa lebih banyak pengaruh buruknya daripada baiknya terhadap
perkembangan kepribadian siswa. Persaingan antara diri sendiri dapat dialakukan
dengan cara memeri kesempatan kepada siswa untuk mengenal kemajuan-kemajuan
yang telah diucapai sebelumnya dan apa yang dapat dicapai pada pada waktu
berikutnya (Prayitno, 1989:22-230). Misalnya guru membuat dan memberi tahu
grafik kemajuan belajar siswa.
Untuk mengembangkan motivasi belajar, guru
harus berusaha membentuk kebiasaan siswanya agar secara berangsur-angsur dapat
memusatkan perhatian lebih lama dan bekerja keras (Isjoni, 2008:162). Oleh
karena itu, usaha dan perhatian guru yang besar lebih diperlukan untuk
membimbing siswa-siswa yang memiliki pencapaian rendah agar mereka
memiliki motivasi belajar yang baik.
Disamping beberapa petunjuk cara
membangkitkan motivasi belajar diatas, adakalanya motivasi itu juga dapat
dibangkitkan dengan cara-cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan
hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat dan menantang
(Sanjaya, 2009:31). Namun, teknik-teknik semacam itu hanya bisa
digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan mmemmbangkitkan
motivasi dengan cara-cara negatif lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah
seandainya masih bisa dengan cara-cara yang positif, sebaiknya membangkitkakn
motivasi dengan cara negatif dihindari.
BAB IV
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Jadi motivasi adalah adalah sebuah alasan atau dorongan seseorang untuk
bertindak. Orang yang tidak mau bertindak sering kali disebut tidak memiliki
motivasi. Alasan atau dorongan itu bisa datang dari luar maupun dari dalam
diri. Sebenarnya pada dasarnya semua motivasi itu datang dari dalam diri,
faktor luar hanyalah pemicu munculnya motivasi tersebut. Motivasi dari luar
adalah motivasi yang pemicunya datang dari luar diri kita. Sementara meotivasi
dari dalam ialah motivasinya muncul dari inisiatif diri kita.
Motivasi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa motivasi
belajar, sulit untuk mengharapkan prestasi belajar yang baik. Oleh karena itu,
dengan memahami pengertian motivasi dan mengetahui cara-cara peningkatan
motivasi diharapkan dapat menerapkan pada kehidupan sehari-hari sehingga bisa
menikmati tugas-tugas belajar, mencapai keberhasilan dalam studi, karir serta
kehidupan selanjutnya.
1.2 Saran
Guru harus mennciptaan kondisi pembelajaran yang
aktif, kretif dan menyenangkan agar siswa lebih termotivasi dan tertarik untuk
belajar, serta penggunaan media pembelajaran atau alat peraga agar siswa lebih
ceria dan merasa senang dalam belajar.
DAFTAR ACUAN
http://www.sarjanaku.com/2011/05/motivasi-belajar-siswa.html
http://taufikudin.wordpress.com/2013/01/10/pengertian-motivasi-belajar-siswa-menurut-para-ahli-definisi/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-motivasi-belajar/
http://kelompok16bgr.wordpress.com/pengaruh-motivasi-belajar-terhadap-hasil-belajar-siswa
http://www.slideshare.net/12345go/prinsip-prinsip-belajar-29237783
http://www.slideshare.net/zuhaany/makalah-motivasi-dalam-belajar
http://rishelcha.blogspot.com/2014/04/pentingnya-motivasi-dalam-pengajaran.html
https://www.google.co.id/search?q=motivasi+dalam+belajar
http://evendisaputra.sharethisstory.net/id-789112-5906?utm_source=&utm_medium=&utm_campaign=
BalasHapus