Cari Blog Ini

Senin, 01 Juni 2015

MAKALAH HIDROLOGI



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup (International glossary of Hidrologi, 1974).  Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air rumah tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana.  Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup.
Salah satu planet dalam tata surya yang mempunyai kandungan air yang cukup banyak adalah bumi. Lapisan air yang menyelimuti bumi disebut hidrosfer. Hidrosfer merupkan lapisan yang terdapat dibagian luar bumi terdiri ata air laut, sungai, danau, air dalam tanah, dan resapan-respan. Presentase air paling banyak terdapat dilautan, yakni sekitar 97,5%, dalam bentuk es 75%, dan dalam bentuk uap di udara sekitar 0,001%.
Air merupakan salah satu unsur yang vital dalam kehidupan. Air dapat ditemukan disemua tempat dipermukaan bumi ini. Air merupakan sumber daya abiotik yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua kegiatan hidup manusia bersinggungan langsung dengan air. Misalnya, air digunakan untuk keperluan minum, memasak, mencuci, dan lain-lain. Dari contoh-contoh itu bisa kita jadikan titik tolak untuk menyimpulkan seberapa penting peran air bagi kehidupan yang ada dibumi.
Namun pada kenyataannya, dewasa ini penggunaan air terus meningkat. Laju pertumbuhan penduduk yang meningkat menyebabkan penggunaan air juga turut meningkat. Akibatnya, kelangkaan air bersih pun terjadi. Apalagi disaat musim kemarau seperti sekarang ini, banyak sekali deretan orang yang mengantre untuk mendapatkan air bersih. Kelangkaan air bersih ini merupakan salah satu masalah yang harus segera ditanggulangi.
Fenomena tersebut mendorong kami untuk menyusun makalah ini. Dengan harapan para pembaca nantinya dapat mengerti bagaimana peran penting air bagi kehidupan yang selanjutnya dapat menumbuhkan kesadaran untuk menjaga ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa pengertian Hidrologi ?
2.      Bagaimana asal usul air di bumi ?
3.      Apa yang dimaksud dengan siklus hidrologi ?

C.    Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
Mengkaji permasalahan-permasalahan tentang hidrologi serta membahas permasalahan tersebut secara lebih mendalam lagi.






























BAB II
DASAR TEORI
1.      DEFINISI HIDROLOGI
Hidrologi adalah ilmu tentang seluk beluk air di bumi, kejadiannya, peredarannya dan distribusinya, sifat alam dan kimianya, serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubungan dengan kehidupan" (Federal Council for Science and Technology, USA, 1959 dalam Varshney, Varshney, 1977).
Lebih jauh Ray K. Linsley dalam Yandi Hermawan (1986), menyatakan pula bahwa:" Hidrologi ialah ilmu yang membicarakan tentang air yang ada di bumi, yaitu mengenai kejadian, perputaran dan pembagiannya, sifat fisika dan kimia, serta reaksinya terhadap lingkungan termasuk hubungannya dengan kehidupan".
Singh, 1992 menyatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang membahas karakteristik menurut waktu dan ruang tentang kuantitas dan kualitas air bumi, termasuk di dalamnya proses hidrologi, pergerakan, penyebaran, sirkulasi tampungan, eksplorasi, pengembangan dan manajement.
 Menurut Marta dan Adidarma (1983), bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang terjadinya, pergerakan dan distribusi air di bumi, baik di atas maupun dibawah permukaan bumi, tentang sifat kimia dan fisika air serta reaksinya terhadap lingkungan dan hubunganya dengan kehidupan. Kebearadaan air dalam kehidupan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting, sebab semua mahkluk hidup di bumi membutuhkan air sebagai salah satu sumber kehidupan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang air, baik di atmosfer, di bumi, dan di dalam bumi, tentang perputarannya, kejadiannya, distribusinya serta pengaruhnya terhadap kehidupan yang ada di alam ini.




BAB III
PEMBAHASAN
1.      Hidrologi
Hidrologi mempelajari siklus air di alam raya.  Siklus hidrologi atau siklus air meliputi kejadian-kejadian air menguap ke udara, kemudian mengembun dan menjadi hujan atau salju, masuk ke dalam tanah atau mengalir di atas permukaan tanah, lalu berkumpul di danau atau laut, menguap lagi dan seterusnya (Asdak, 1995).
Tanah mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi.  Kondisi tanah menentukan jumlah air yang masuk ke dalam tanah dan mengalir pada permukaan tanah.  Besarnya jumlah aliran permukaan dan jumlah air yang dapat masuk ke dalam tanah akan menentukan jumlah air yang bermanfaat bagi manusia ataupun menentukan fluktuasi debit air di sungai yang terdapat pada suatu daerah penampungan (Pairunan A, dkk, 1997).
Air yang masuk ke dalam tanah sebahagian dimanfaatkan tanaman untuk membentuk bahan organik dalam proses fotosintesa, sebagian diluapkan melalui proses transpirasi.  Air yang masuk dalam tanah dapat tertahan dalam tanah sebelum diserap oleh tanaman, atau bergerak ke atas melalui pipa kapiler kemudian menguap dari permukaan tanah, dapat juga terus bergerak sebagai air perkolasi yang tidak dapat dimanfaatkan tanaman, (Pairunan A, dkk, 1985).
Pergerakan air di bumi yang merupakan suatu sistem yang tertutup, yang berarti pergerakan air pada sistem tersebut selalu tetap berada pada sistemnya. Energi panas matahari dan faktor-faktor iklim lainnya menyebabkan terjadinya proses evaporasi pada permukaan vegetasi dan tanah, di laut dan badan-badan air lainnya. Uap air sebagai hasil proses evaporasi akan terbawa oleh angina melintasi daratan yang bergunung maupun pada daerah datar dan apabila keadaan atmosfer memungkinkan sebagian dari uap air tersebut akan terkondensasi dan turun sebagai air hujan  (Hakim,dkk, 1986 ).
Air diperlukan oleh tanaman untuk mengangkut unsur-unsur hara dan zat-zat terlarut lain di dalam tanaman dan untuk produksi gula pada proses fotosintesis, darimana tanaman memperoleh energi untuk pertumbuhan dan menjadi dewasa. Sebagian besar air digunakan dalam proses transpirasi. Apabila air hilang ke dalam atmosfer melalui transpirasi melebihi dari air yang diserap tanaman dari tanah, maka air akan hilang dari sel-sel tanaman sehingga sel tanaman kehilangan tegangan turgor dan akhirnya tanaman menjadi layu.setiap gejala kelayuan pada tanaman dapat dijadikan petunjuk bahwa pertumbuhan tanaman akan terhenti. Pertumbuhan akan tergantung pada tegangan turgor yang memungkinkan sel-sel baru terbentuk (Asdak,, 1995).
2.      Cabang – cabang Hidrologi
a.      Limnologi
Limnologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang terdapat pada suatu depresi yang tergenang pada suatu cekungan,.
Limnologi berasal dari bahasa yunani “limne” artinya genangan air yang berarti bias kolam, rawa, atau danau. Linologi mempelajari tentang sistem perairan. Didalamnya ternasuk danau dan kolam air tawar, danau, dan kolam air asin, rawa, sungai (rivers) dan aliran dan cucuran air (treams).
(Musa, 2006) Limnologi adalah ilmu yang mempelajari hal-hal tentang perairan daratan yang mencakup factor-faktor abiotik serta interaksi yang terjadi di antarnya. Perairan daratan adalah suatu badan air yang ada di daratan atau yang masih berhubungan dengan daratan, termasuk danau, waduk, rawa, suatu atau estuari. ( Akdinbemfapri. 2009).

b.       Potamologi
Potamogi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang air yang terdapat di atas permukaan tanah dan merupakan air yang mengalir, selain itu
Potamologi adalah bagian dari ilmu hidrologi yang khusus mempelajari tentang aliran permukaan (runoff). Kajiannya ditekankan pada proses runoff, faktor-faktor yang mempengaruhi runoff, distribusi runoff menurut ruang dan waktu, pengukuran runoff dan analisis data runoff untuk mengembangkan teori tentang runoff baik untuk pengembangan ilmunya maupun untuk menyelesaikan masalah praktis seperti masalah banjir dan penyediaan air sungai.

c.        Oceanografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari morfologi,topografi,biologi laut dan lautan.
d.      Kriologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang es dan salju,
e.       Hidrometeorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang poblematika Hidrologi yang berkaitan dengan meteorologi,
f.        Geohidrologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang terdapatnya gerakan air di bawah permukaan tanah.
g.      Hidrometri = pengukuran air didalam/di luar
Teori pengukuran debit
Debit aliran (Q) diperoleh dengan mengalikan luas tampang aliran (A) dan kecepatan aliran (V). luas tampang aliran diperoleh dengan mengukur elevasi permukaan air dan dasar sungai. Kecepatan aliran diukur dengan menggunakan alat ukur kecepatan seperti current meter, pelampung atau peralatan lain.


  
3.      Asal –usul Air di bumi
Asal usul air di Bumi, atau alasan mengapa ada lebih banyak air di Bumi daripada di planet lain di Tata Surya, masih belum dipastikan. Ada beberapa teori yang telah diajukan untuk menjelaskan bagaimana samudra di Bumi terbentuk:
a.       Pendinginan Bumi purba hingga ke titik ketika komponen volatil yang terlepas ke atmosfer mencapai tekanan tertentu yang memungkinkan penstabilan dan pemertahanan air.
b.      Komet, objek trans-Neptunus, atau meteorit (protoplanet) yang kaya akan air menubruk Bumi. Pengukuran rasio isotop hidrogen deuterium dan protium menunjukkan peran asteroid karena kemiripannya dengan persentase ketidakmurnian dalam kondrit yang kaya akan karbon di samudra Bumi, sementara pengukuran terhadap konsentrasi isotop di komet dan objek trans-Neptunus tidak terlalu mirip dengan yang di Bumi.
c.       Secara biokimia melalui mineralisasi dan fotosintesis
d.      Perembesan air yang disimpan di mineral hidrat di bebatuan Bumi secara perlahan.
e.       Fotolisis: radiasi dapat mengurai ikatan kimia di permukaan.
Keberadaan air di muka bumi bukan terjadi secara instan, melainkan memerlukan proses yang cukup lama. Karena banyak ilmuan yang yakin bahwa bumi pada awalnya adalah tandus dan kering. Sekitar 4,1 miliar tahun hingga 3,8 milyar tahun yang lalu, merupakan periode di mana bumi dihujani komet, asteroid, dan protoplanet. Komet dan asteroid yang tertutup lapisan es diperkirakan telah membawa air ke bumi yang kemudian menjadi lautan dan samudra. Komet dan asteroid tersebut ketika menabrak bumi itu ternyata pecah saat memasuki lapisan atmosfer bumi dan kemudian menjadi partikel-partiklel uap air yang megambang di udara (awan), kemudian turun sebagai hujan. Proses ini berlangsung lebih dari 3,8 milyar tahun yang lalu.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukan adanya beberapa faktor penting yang berkonstribusi dalam pembentukan samudra dan lautan yang menjadi asal usul keberadaan air di bumi. Pertama adalah adanya peristiwa mendinginnya permukaan bumi pada zaman purba hingga pada titik dimana komponen-komponen volatile yang dilepaskan dalam bentuk gas tertahan di atmosfer yang memiliki tekanan yang cukup untuk menstabilkan dan menyimpan air. Kedua adalah adanya kemungikan objek-objek trans neptunus yang ikut menabrak bumi seperti peristiwa komet dan asteroid di atas. Ketiga yaitu adanya proses biokimiawi melalui mineralisasi dan fotosintesis. Dan yang keempat yaitu adanya proses bocornya bebatuan bumi yang memiliki kandungan hydro-mineral.
Setelah air terbentuk di permukaan bumi, lalu air tersebut mengalami siklus air yang bertujuan untuk menyeimbangkan kuanitas air di beberapa wilayah di permukaan bumi.
4.      Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi adalah prinsip dasar yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud (cair dan uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi mulai dari air saat jatuh ke bumi hingga menguap keudara hingga kemudian jatuh kembali kebumi. Siklusnya tidak berpangkal dan berakhir dari laut ke atmosfir terus kepermukaan tanah dan kembali kelaut, dalam pergerakannya untuk sementara air akan tertahan didanau, sungai, tanah, atau air tanah dan dapat dimamfaatkan oleh manusia, kemudian kembali keatmosfir.
Siklus air, juga dikenal sebagai siklus hidrologi atau siklus H2O, menggambarkan pergerakan air yang kontinu pada, di atas dan di bawah permukaan bumi. Massa air di Bumi masih cukup konstan sepanjang waktu tetapi pembagian air ke dalam waduk besar es, air tawar, air asin dan air di atmosfer adalah variabel yang tergantung pada berbagai variabel iklim. Air bergerak dari satu waduk yang lain, seperti dari sungai ke laut, atau dari laut ke atmosfer, oleh proses pengupan (evaporation), pengembunan (condensation),curah hujan (precipitation), resapan (infiltration), aliran permukaan (runoff), dan aliran bawah permukaan (subsurface flow).
Dengan demikian, air terjadi  melalui fase yang berbeda: cair, padat (es), dan gas (uap).
Siklus air melibatkan pertukaran energi, yang menyebabkan terjadinya perubahan suhu. Misalnya, ketika air menguap, tidak memakan banyak energi dari sekitarnya dan mendinginkan lingkungan. Tetapi Ketika mengembun, ini melepaskan energi dan menghangatkan lingkungan. Pertukaran panas inilah yang mempengaruhi iklim.
Tahap evaporasi siklus menjernihkan air yang kemudian mengisi ulang tanah dengan air tawar. Aliran air cair dan es mengangkut mineral di seluruh dunia. Hal ini juga membentuk kembali fitur geologi bumi, melalui proses erosi dan sedimentasi. Siklus air juga penting untuk pemeliharaan ekosistem di planet ini.
Matahari, yang mendorong siklus air, memanaskan air di samudera dan laut. Air menguap menjadi uap air di udara. Es, hujan dan salju dapat berubah secara langsung menjadi uap air. Evapotranspirasi adalah air terjadi dari tanaman dan menguap dari tanah. Meningkatnya aliran udara yang membawa uap sampai ke atmosfir dan temperatur yang lebih dingin akan menyebabkan itu mengembun dan menjadi awan. Aliran udara yang menggerakan uap air di seluruh dunia, sehingga partikel awan bertabrakan, tumbuh, dan jatuh dari lapisan atmosfer bagian atas sebagai presipitasi. Beberapa presipitasi jatuh sebagai salju atau hujan es, hujan es, dan dapat terakumulasi sebagai es dan gletser, yang dapat menyimpan air beku untuk ribuan tahun. Kebanyakan air jatuh kembali ke lautan atau ke tanah sebagai hujan, dimana air mengalir di atas tanah sebagai aliran (limpasan) permukaan. Sebagian aliran masuk sungai di lembah dalam lanskap, dengan debit sungai air bergerak menuju lautan. Limpasan dan air yang  muncul dari tanah (air tanah) dapat disimpan sebagai air tawar di danau. Tidak semua limpasan mengalir ke sungai, banyak yang meresap ke dalam tanah sebagai infiltrasi. Sebagian air menyerap  dalam ke dalam tanah dan mengisi ulang sumber air, yang dapat menampung air tawar untuk jangka waktu yang lama. Sebagian resapan bisa berada dekat dengan permukaan tanah dan bisa merembes kembali ke permukaan badan air (dan laut) sebagai debit air tanah. Sebagian tanah memiliki celah pada permukaan tanah, sehingga air keluar sebagai mata air tawar. Pada lembah sungai dan banjir dataran seringkali ada pertukaran air secara kontinu antara air permukaan dan air tanah di zona hyporheic. Seiring waktu, air kembali ke laut, untuk melanjutkan siklus air.
Unsur-unsur utama dalam siklus hidrologi :
1.      Presipitasi
Presipitasi sering juga disebut sebagai hujan. presitipasi merupakan proses jatuhnya butiran-butiran air dari awan ke permukaan bumi.
2.      Canopy interception
Curah hujan yang dicegat oleh dedaunan tanaman, akhirnya menguap kembali ke atmosfer daripada jatuh ke tanah.
Atau iIntersepsi mengacu pada curah hujan yang tidak mencapai tanah, tetapi malah dicegat oleh daun dan cabang tanaman dan lantai hutan. Hal ini terjadi di kanopi (yaitu kanopi intersepsi), dan di lantai hutan atau serasah lapisan (yaitu lantai intersepsi hutan). Karena penguapan, intersepsi air cair umumnya menyebabkan hilangnya bahwa curah hujan untuk daerah aliran sungai, kecuali untuk kondisi seperti kabut intersepsi.

3.      Snowmelt
Aliran permukaan yang dihasilkan oleh salju yang mencair.
Pencairan salju adalah aliran permukaan yang dihasilkan dari salju yang mencair. Hal ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan periode atau musim di mana Aliran permukaan tersebut diproduksi. Air yang dihasilkan oleh pencairan salju merupakan bagian penting dari siklus air tahunan di berbagai belahan dunia, dalam beberapa kasus berkontribusi fraksi tinggi limpasan tahunan DAS.
4.      Runoff (limpasan)
Run off sering juga disebut sebagai aliran permukaan. run off merupakan aliran air hujan yang mengalir di atas permukaan bumi, misalnya melalui sungai, selokan, irigasi, dsb ke tempat yang lebih rendah hingga sampai ke laut, atau digunakan untuk pertanian atau lainnya keperluan manusia.
5.      Infiltration
Aliran air dari permukaan tanah menyerap ke dalam tanah. Setelah diinfiltrasi, kelembaban air bertambah atau menjadi air tanah.
Menurut ilmu hidrologi, infiltrasi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Didalam infiltrasi dikenal dua istilah yaitu kapasitas infiltrasi dan laju infiltrasi, yang dinyatakan dalam mm/jam. Kapasitas infiltrasi adalah laju infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh jenis tanah dimana terjadinya ilfiltrasi, sedangkan lajua infiltrasi adalah kecepatan infiltrasi yang nilainya tergantung pada kondisi tanah dan kapasitas hujan. Suatu tanah dalam kondisi kering memiliki daya serap yang tinggi sehingga laju infiltrasi semakin besar, dan akan berkurang perlahan-lahan apabila tanah tersebut jenuh terhadap air.
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi yaitu kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh, kelembaban tanah, pemampatan oleh hujan, penyumbatan oleh butir halus, tanaman penutup, topografi, dan intensitas hujan.
·         Kedalaman genangan dan tebal lapisan jenuh
Dapat dipahami pada saat awal turunnya hujan, penyerapan air oleh tanah (laju infiltrasi) terjadi dengan cepat. Sehingga semakin dalam genangan dan tebal lapisan jenuh maka laju infiltrasi semakin berkurang.
·         Kelembaban tanah
Semakin lembab kondisi suatu tanah, maka laju infiltrasi akan semakin berkurang karena tanah tersebut semakin dekat dengan keadaan jenuh.
·         Pemampatan oleh hujan dan penyumbatan oleh butir halus
Pemampatan tanah oleh hujan adalah keadaan turunnya hujan membuat tanah semakin padat. Sehingga pori-pori tanah mengecil, dan menghambat laju infiltrasi. Butiran halus yang terbentuk pada saat tanah kering juga menghambat laju infiltrasi karena pada saat terjadinya hujan, butiran tersebut masuk kedalam tanah dan memperkecil pori-pori tanah.
·         Tanaman penutup
Banyaknya tanaman  seperti rumput dan pohon-pohon besar yang terdapat pada daerah terjadinya hujan dapat memperbesar laju infiltrasi. Karena biasanya pada tanah seperti ini banyak terdapat tanah humus dan sarang serangga. Sehingga membantu masuknya air kedalam tanah.
·         Topografi dan intensitas hujan
Topografi adalah keadaan pemukaan/ kontur tanah, dan intensitas hujan adalah besarnya hujan yang turun dalam satuan waktu. Apabila hujan yang turun besar dan topografi tanah terjal, maka laju infiltrasi kecil. Karena topografi yang terjal akan mengalirkan air dengan cepat sehingga waktu infiltrasi kurang. Begitu juga sebaliknya, topografi yang landai bahkan datar dapat menghasilkan ilfiltrasi lebih besar.
Kapasitas infiltrasi dapat diukur dengan menggunakan infiltrometer dan analisis hidrograf. Infiltrometer ini dibedakan menjadi dua macam yaitu infiltrometer genangan dan simulator hujan (rainfall simulators)
6.       Aliran bawah permukaan (Subsurface flow)
Aliran air bawah tanah, di zona Nilai porositas merupakan cerminan dan daerah tangkapan air. Air bawah permukaan dapat kembali ke permukaan (misalnya sebagai mata air atau yang dipompa) dan pada akhirnya meresap ke dalam lautan. Air kembali ke permukaan tanah pada ketinggian rendah dari tempat itu diinfiltrasi, di bawah gaya gravitasi atau tekanan gravitasi induksi. Tanah cenderung bergerak perlahan, dan diisi kembali perlahan-lahan, sehingga dapat tetap dalam sumber air selama ribuan tahun.
7.      Evaporasi
Evaporasi adalah penguapan air dari permukaan air, tanah, dan bentuk permukaan bukan vegetasi lainnnya oleh proses fisika.  Dua unsur utama untuk berlangsungnnya evaporasi adalah energi (radiasi) matahari dan ketersediaan air.  Proses-proses fisika yang menyertai berlangsungnya perubahan bentuk dari cair menjadi gas berlaku pada kedua proses evaporasi tersebut diatas.  Oleh karenanya, kondisi fisika yang mempengaruhi laju evaporasi umum terjadi pada kedua proses alamiah tersebut.  Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain  cahaya matahari, suhu udara,  dan kapasitas kadar air dalam udara.  Proses evaporasi yang disebutkan diatas tergantung pada jumlah air yang tersedia

8.      Transpirasi
Transpirasi adalah penguapan air dari daun dan cabang tanaman melalui pori-pori daun oleh proses fisiologi.  Daun dan cabang umumnya di balut lapisan mati yang disebut kulit air (cuticle) yang kedap uap air.  Sel-sel hidup daun dan cabang terletak di  bawah  permukaan  tanaman,  dibelakang pori-pori daun dan cabang.  Besar kecilnya laju transpirasi secara tidak langsung ditentukan oleh radiasi matahari melalui membuka dan menutupnya pori-pori tersebut.
9.      Evapotranspirasi
Penguapan air dapat dibedakan ke dalam penguapan internal dan penguapan eksternal. Penguapan eksternal terjadi pada permukaan tanah (evaporasi) dan terjadi pada tanaman (transpirasi), sedangkan penguapan internal terjadi dalam pori-pori tanah
10.  Sublimasi 
Sublimasi merupakan perubahan wujud dari awan hujan menjadi awan es atau salju. sublimasi hanya terjadi pada siklus hidrologi panjang
11.  Deposisi
               Hal ini mengacu pada perubahan uap air langsung ke es.
12.  Adveksi
Gerakan air - dalam bentuk padat, cair, dan uap - melalui atmosfer. Tanpa menghitung kecepatan, air yang menguap di atas lautan tidak bisa mengendap atas tanah.


13.  Kondensasi
Transformasi uap air untuk tetesan air cair di udara, menciptakan awan dan kabut.
14.  Perkolasi
Air mengalir secara vertikal melalui tanah dan batuan di bawah pengaruh gravitasi lempeng tektonik. Air memasuki mantel melalui subduksi dari kerak samudera. Air kembali ke permukaan melalui vulkanisme.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang.
1. SIKLUS HIDROLOGI PENDEK  

   


Siklus hidrologi pendek ini terjadi karena hanya melalui tiga dari sembilan komponen proses sikuls hidrologi. Siklus hidrologi pendek ini pertama terjadi proses evaporasi atau penguapan air dari laut, kemudian uap air tersebut melakukan kondensasi berupa titik-titik air embun. Dari proses kondensasi, uap air yang telah terkumpul banyak dalam awan mengalami presipitasi dengan menurunkannya dalam bentuk hujan.



2. Siklus hidrologi sedang 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-0H9-xKjuu6IHIYgA5V76l8vi3EJcJL6fSKnmBV5bW161xtFcEuFk7Fwa1GgBAQVDtKQG_-Yw0kr-IjrqbTPw96lSEibgT-zOtBiX85jsg9QG9okk19Bum3NQtGyh2HI1GGCJRZWS-09I/s400/hidrologi.jpg
Laut => penguapan => H2O dalam gas=>kondensasi=>awan=>hujan=>sungai=>laut
Pada siklus sedang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin menuju ke daratan. Di daratan uap air membentuk awan yang akhirnya jatuh sebagai hujan di atas daratan. Air hujan tersebut akan mengalir melalui sungai-sungai, selokan dan sebagainya hingga kembali lagi ke laut.

3. Siklus hidrologi panjang

Pada siklus panjang, uap air yang berasal dari lautan ditiup oleh angin ke atas daratan. Adanya pendinginan yang mencapai titik beku pada ketinggian tertentu, membuat terbentuknya awan yang mengandung kristal es. Awan tersebut menurunkan hujan es atau salju di pegunungan. Di permukaan bumi es mengalir dalam bentuk gletser, masuk ke sungai dan selanjutnya kembali ke lautan.



BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air bumi, terjadinya, peredaran dan agihannya, sifat-sifat kimia dan fisiknya, dan reaksi dengan lingkungannya, termasuk hubungannya dengan mahluk-mahluk hidup (International glossary of Hidrologi, 1974).  Karena perkembangannya yang begitu cepat, hidrologi telah menjadi dasar dari pengelolaan sumberdaya-sumberdaya air rumah tangga yang merupakan pengembangan, agihan dan penggunaan sumberdaya-sumberdaya air secara terencana.  Banyak proyek di dunia (rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase, tenaga air dan lain-lain) dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan survey kondisi-kondisi hidrologi yang cukup.
Siklus hidrologi adalah prinsip dasar yang paling utama dalam hidrologi. Siklus hidrologi ini digambarkan sebagai suatu rangkaian yang rumit dari peredaran air dalam berbagai wujud (cair dan uap air) pada permukaan, di bawah permukaan bumi dan di atmosfir, dimana hukum kekentalan massa ditampilkan sebagai azas yang paling mendasar.
Siklus hidrologi dibedakan menjadi tiga, yaitu:
A. siklus pendek,
B. siklus sedang dan
C. siklus panjang.
B. Saran
Perlu ada kesadaran dari dalam diri sendiri untuk melakukan penghematan air agar ketersediaan air terjaga hingga masa yang akan datang.








DAFTAR ACUAN
http://en.wikipedia.org/wiki/Origin_of_water_on_Earth
http://www.bromotirta.com
http://ww2010.atmos.uiuc.edu/%28Gh%29/guides/mtr/hyd/smry.rxml




2 komentar: